Perbanyaklah doa sebagaimana diajarkan Rasulullah Saw agar:
a. Allah SWT memberi kesempatan kita untuk bertemu Ramadhan.
b. Saat bertemu Ramadhan kita dalam keadaan sehat wal 'afiat.
c. Kita bersemangat dalam mengisi Ramadhan dengan berbagai amal shalih.
d. Kita dihindarkan dari berbagai hal yang akan mengganggu upay a optimalisasi Ramadhan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu- bahwasanya Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- semenjak memasuki bulan Rajab mengucapkan doa:
a. Allah SWT memberi kesempatan kita untuk bertemu Ramadhan.
b. Saat bertemu Ramadhan kita dalam keadaan sehat wal 'afiat.
c. Kita bersemangat dalam mengisi Ramadhan dengan berbagai amal shalih.
d. Kita dihindarkan dari berbagai hal yang akan mengganggu upay a optimalisasi Ramadhan.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu- bahwasanya Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- semenjak memasuki bulan Rajab mengucapkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ (حديث ضعيف رواه أحمد والطبراني(
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan.” (Hadits dho'if diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath-Thabarani).
Dan saat beliau
-shallallahu 'alaihi wa sallam- melihat munculnya hilal yang menjadi pertanda
awal bulan, beliau berdo'a:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ : قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ (رواه أحمد والدارمي واللفظ له، ورواه أيضا ابن حبان وصححه(
“Dari Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhu- ia berkata: Rasulullah -shallallahu
'alaihi wa sallam- jika melihat hilal beliau bersabda: “Allah Maha Besar,
ya Allah, jadikanlah hilal ini hilal yang membawa keamanan dan keimanan,
keselamatan dan Islam, serta taufiq kepada segala hal yang dicintai dan diridhai
Tuhan kami, Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah.” (H.R. Ahmad dan Ad-Darimi, redaksi yang
dipergunakan adalah redaksinya, juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dinilai
shahih olehnya).
Diriwayatkan juga bahwa saat Ramadhan tiba, beliau -shallallahu 'alaihi wa sallam- berdo'a:
Diriwayatkan juga bahwa saat Ramadhan tiba, beliau -shallallahu 'alaihi wa sallam- berdo'a:
اَللَّهُمَّ: سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ لِيْ مُتَقَبَّلاً. (رواه الطبراني في الدعاء والديلمي(
“Ya Allah, selamatkan
saya untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai
amal yang diterima untukku.”
(H.R Ath-Thabarani dan Ad-Dailami).
2. Konsisten dengan doa kita
Setelah kita berdoa dan doa kita dikabulkan Allah SWT, hendaklah kita
istiqamah (konsisten) dengan apa yang kita minta serta tidak mengikuti jalan
orang-orang yang tidak berilmu, sebagaimana tersebut dalam cerita nabi Musa dan
Harun -'alaihima al-salam-. Allah
SWT menceritakan kejadian itu dalam firman-Nya:
قَالَ قَدْ أُجِيْبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيْمَا وَلاَ تَتَّبِعَانِّ سَبْيْلَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ (يونس : 89(
Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu
berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah
sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui." (Q.S. Yunus: 89).
3. Memperbanyak
pujian dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita
untuk bertemu Ramadhan.
Imam Nawawi berkata: “Disunnatkan bagi siapa saja yang mendapat kenikmatan baru yang tampak jelas atau bagi yang terhindar dari cobaan yang tampak jelas untuk melakukan sujud syukur atau memperbanyak pujian kepada Allah.”
Imam Nawawi berkata: “Disunnatkan bagi siapa saja yang mendapat kenikmatan baru yang tampak jelas atau bagi yang terhindar dari cobaan yang tampak jelas untuk melakukan sujud syukur atau memperbanyak pujian kepada Allah.”
Dan merupakan kenikmatan terbesar saat kita mendapatkan taufiq untuk
melakukan ketaatan, dan saat kita memasuki Ramadhan dalam keadaan sehat wal
afiat adalah sebuah kenikmatan luar biasa yang patut kita ekspresikan dengan
memperbanyak pujian dan rasa syukur kepada Allah SWT.
4. Bergembira
dan ceria atas kedatangan Ramadhan.
Tersebut dalam hadits bahwa Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- menyampaikan berita gembira kepada para sahabat tentang kedatangan bulan Ramadhan.
Tersebut dalam hadits bahwa Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- menyampaikan berita gembira kepada para sahabat tentang kedatangan bulan Ramadhan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه- قَالَ : لَمَّا حَضَرَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا قَدْ حُرِمَ (رواه أحمد(
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- ia berkata: Rasulullah -shallallahu
'alaihi wa sallam- saat Ramadhan tiba bersabda: “Telah datang kepada kalian
bulan Ramadhan, Allah telah wajibkan atas kalian shaum di siang harinya, pada
bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan
syetan-syetan dibelenggu, pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari
seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah
benar-benar terhalang. (H.R. Ahmad).
Begitu juga para salafush-shalih, mereka menampakkan ekspresi kegembiraan yang berlebih bila bulan Ramadhan tiba.
5. Menyusun perencaan yang baik untuk optimalisasi Ramadhan.
Banyak orang menyusun
rencana matang dan rinci untuk urusan dunianya, namun, sering sekali lupa
menyusun rencana yang baik untuk akhiratnya. Ini pertanda bahwa mereka belum memahami
dengan baik misi hidupnya. Karenanya, banyak peluang kebaikan luput dari
mereka. Mengingat Ramadhan banyak menjanjikan berbagai kebaikan, sudah
selayaknya bila seorang muslim memiliki rencana yang matang dalam hal ini. Tulisan yang ada di tangan Anda ini semoga bisa membantu dalam hal
ini.
6. Tekad yang sungguh-sungguh.
Tekad yang
sungguh-sungguh untuk optimalisasi Ramadhan, mengisi waktu-waktunya dengan
berbagai amal shalih. Siapa yang berazam dengan sesungguhnya kepada Allah SWT
niscaya Dia akan sungguh-sungguh pula dalam merealisasikan tekadnya serta
memberi pertolongan kepadanya untuk berbuat taat dan memudahkan berbagai jalan
kebaikan. Allah SWT berfirman:
فَإِذَا عَزَمَ اْلأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوْا الله لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ) محمد : 21(
“Tetapi jika mereka
benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi
mereka.”
(Q.S. Muhammad: 21)
7. Ilmu
dan pemahaman yang baik terhadap hukum-hukum Ramadhan.
Adalah kewajiban setiap mukmin untuk beribadah kepada Allah SWT atas dasar
ilmu dan pemahaman, dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui
kwajiban-kewajiban yang telah Allah SWT fardhukan atas hamba-hamba-Nya.
Termasuk dalam hal ini adalah shaum Ramadhan. Karenanya, seyogyanya setiap
muslim mengetahui masalah-masalah shaum dan hukum-hukumnya sebelum bulan shaum
itu datang, agar shaum yang dia lakukan menjadi sah dan diterima di sisi Allah
SWT. Allah SWT berfirman:
فَاسْأَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ (الأنبياء( 7:
“Maka bertanyalah
kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Anbiya': 7).
8. Segera bertaubat
Tekad yang kuat untuk meninggalkan dosa dan keburukan. Bertaubat yang benar
dari segala kemaksiatan, mencabut diri darinya serta tidak akan kembali
kepadanya, sebab bulan Ramadhan adalah syahrut-taubah (bulan taubat), oleh
karena itu, siapa saja yang tidak bertaubat pada bulan ini, kapan lagi ia akan
bertaubat?
وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ (النور : 31(
“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman,
agar kalian beruntung.” (Q.S. An-Nur: 31).
Pengkondisian jiwa dan ruhani melalui bacaan, telaah kitab dan buku,
mendengar kaset Islami yang berisi ceramah atau pelajaran yang menjelaskan
keutamaan-keutaam shaum dan hukum-hukumnya agar jiwa menjadi kondusif untuk
taat. Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wa sallam- telah menyiapkan jiwa dan spirit para sahabat
untuk optimalisasi Ramadhan pada akhir bulan Sya'ban. Beliau bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ ... الحديث (رواه أحمد والنسائي(
“Telah datang kepada
kalian bulan Ramadhan...”
(H.R. Ahmad dan Nasa-i).
9. Perencanaan berdakwah
Persiapan dan perencaan yang baik untuk melakukan dakwah, melalui:
a. Menyiapkan bahan-bahan ceramah yang baik untuk disampaikan dalam kesempatan-kesempatan kultum yang ada.
b. Membagikan buku-buku mau'izhah, dan fiqih terkait dengan Ramadhan.
c. Menyiapkan hadiah Ramadhan. Bisa saja isinya berupa buku, kaset dan semacamnya, lalu dikemas khusus dengan label: “Bingkisan Ramadhan”.
d. Mengingatkan kepada orang-orang yang memiliki kecukupan untuk memperhatikan fakir miskin, memperbanyak sedekah dan menunaikan zakat.
a. Menyiapkan bahan-bahan ceramah yang baik untuk disampaikan dalam kesempatan-kesempatan kultum yang ada.
b. Membagikan buku-buku mau'izhah, dan fiqih terkait dengan Ramadhan.
c. Menyiapkan hadiah Ramadhan. Bisa saja isinya berupa buku, kaset dan semacamnya, lalu dikemas khusus dengan label: “Bingkisan Ramadhan”.
d. Mengingatkan kepada orang-orang yang memiliki kecukupan untuk memperhatikan fakir miskin, memperbanyak sedekah dan menunaikan zakat.
10. Menyambut Ramadhan dengan lembaran putih
Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih bersama:
a. Allah SWT dengan cara bertaubat dengan sesungguhnya.
b. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- dengan cara taat kepadanya dalam hal yang ia perintahkan dan meninggalkan segala yang dicegah dan dilarang.
c. Kedua orang tua, istri/suami, anak-anak, kerabat, sanak famili, handai tolan dan semacamnya.
d. Masyarakat tempat ia bertempat tinggal agar menjadi hamba yang shalih dan bermanfaat. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
a. Allah SWT dengan cara bertaubat dengan sesungguhnya.
b. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- dengan cara taat kepadanya dalam hal yang ia perintahkan dan meninggalkan segala yang dicegah dan dilarang.
c. Kedua orang tua, istri/suami, anak-anak, kerabat, sanak famili, handai tolan dan semacamnya.
d. Masyarakat tempat ia bertempat tinggal agar menjadi hamba yang shalih dan bermanfaat. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
أَفْضَلُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Seutama-utama manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
Sumber: www.referensimuslim.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !